Beranda » Benteng Anna, Milik Daerah Kami… (Muko-muko) !!!

Benteng Anna, Milik Daerah Kami… (Muko-muko) !!!

BP3 Jambi Rancang Miniatur Benteng “Anna” (Antara News, Senin 30 Mei 2011), judul berita yang begitu mengagetkan saya. Saya memang tidak terlahir di kabupaten ini, tetapi nenek moyang saya adalah orang asli Muko-muko. Sayangnya, saya tidak merasakan tinggal secara menetap disini. Hanya ketika liburan, saya mengunjungi kabupaten ini. Yang saya rasakan adalah sebuah bentuk kekecewaan. Saya telah tertipu oleh buku wisata yang pernah saya baca milik sepupu saya. Di buku yang digunakan sebagai pegangan para tour guide itulah saya mengetahui tentang benteng Anna. Masih segar di ingatan saya, bagaimana buku itu menjelaskan tentang benteng Anna secara tidak akurat, satu paragraf dengan foto kecil disampingnya. Di foto itu, terlihat serpihan sisa benteng di tepi pantai Muko-muko. Di buku itu juga dikatakan bahwa benteng tersebut sudah habis terkikis air laut akibat erosi. Seharusnya saya tidak percaya dan bertanya. Tetapi itu tidak saya lakukan, sampai liburan semester kemaren, ibu saya menegur saya. Kira-kira begini percakapannya,”Pailah mbak, tengok benteng tu, dak jauh dari siko. Mama ajo sedih nengoknyo, sayang nengoknyo disio-siokan caktu, padahal aset,” bujuk ibuku. Jarang sekali dia mau peduli. Biasanya dia hanya menjadi orang pengalah, menerima semua kebijakan pemerintah. Baginya, orang yang tidak punya kekuasaan, suaranya tidak akan didengarkan.


Saya pun pergi ke lokasi dimana benteng Anna itu berada. Nama lokasinya Pasi, kawasan masyarakat yang mata pencahariannya rata-rata menjadi nelayan. Memang benar apa kata ibu saya, cukup dengan waktu 10 menit saja menggunakan kendaraan roda dua dari rumah saya (Pian Tokung), saya bisa melihat sebuah lapangan besar lengkap dengan puing-puingnya. Buku itu berbohong!









Ini foto yang diambil tanggal 5 September 2011. Betapa lama peninggalan sejarah ini disia-siakan. Di depan pagarnya pun tidak ada sama sekali papan keterangan tentang adanya benteng bersejarah ini. Benteng apa ini? Berdiri tahun berapa? Bla-bla-bla. Anda bisa lihat foto gambar meriam. Menurut pengakuan masyarakat disana, sebenarnya meriam itu dulunya ada tiga. Tetapi satunya lagi diambil dan diletakkan di kantor camat. Sisa duanya saja mau diambil lagi oleh Brimob yang ada disana. Tetapi masyarakat marah waktu itu. Cukuplah satu buah meriam menjadi aksesoris kantor camat. Mengenai kondisi lokasi yang banyak gundukan-gundukan tanah, kata mereka, lokasi itu kemaren pernah dibongkar oleh peneliti-peneliti dari Jambi. “Mau cari harta karun mungkin,” ungkap seorang ibu sambil membersihkan udang. Bata-bata bangunan juga sering diambil. Jika salah seorang masyarakat sedang membangun rumah lalu kurang batu bata, mereka biasanya mengambil bata-bata yang tersisa di benteng Anna ini.

Sekarang, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Provinsi Jambi sudah melakukan penelitian dan berencana untuk membangun miniatur benteng Anna.“Pihak BP3 Jambi juga akan berusaha memperjuangkan anggaran dari pemerintah pusat untuk kegiatan pembangunan benteng Anna, di samping usulan yang sama di pusat juga akan diajukan oleh pemerintah setempat.”
Apapun yang dilakukan oleh BP3 Jambi, yang jelas benteng “Fort Van Anna” milik kabupaten Muko-muko, Bengkulu.
Liona Aprisof