Beranda » Legenda ‘The Pool of Sacred Fish’ (Şanlıurfa, Kota Para Nabi di Turki Timur, Bag 1)

Legenda ‘The Pool of Sacred Fish’ (Şanlıurfa, Kota Para Nabi di Turki Timur, Bag 1)

Beberapa waktu lalu saya sekeluarga berkesempatan berkunjung ke Sanliurfa, yang tepatnya terletak di bagian tenggara Turki, 80 kilometer di sebelah selatan sungai Eufrat. Kota ini lebih akrab dipanggil URFA, Sanli (dalam bahasa Turki berarti ‘mulia’) merupakan nama resmi tambahan yang diberikan pada tahun 1984 oleh Turkish Grand National Assembly sebagai penghargaan atas perjuangan rakyat Urfa dalam perang kemerdekaan.




Sejarah kota Urfa (nama kunonya Edessa) tercatat sejak abad ke empat sebelum masehi, sementara Islam berdiri kota ini pada tahun 638 oleh kesultanan Salahuddin Ayyubi.



1310566431384912600




Begitu memasuki kota Urfa, tampaklah tulisan “Peygamberler Sehrine Hosgeldiniz”, Selamat Datang di Kota Para Nabi, karena terbukti banyak Nabi pernah menetap atau meninggalkan jejak di kota ini.



Nabi Ibrahim A.S.




Urfa, identik dengan kisah Nabi Ibrahim A.S, ‘bapak’ para Nabi. Di kota ini, terdapat gua yang dipercaya merupakan tempat kelahiran Nabi yang diakui oleh 3 keyakinan: Yahudi, Kristen, dan Islam. Maka tidak heran tempat bersejarah Nabi Ibrahim A.S. di Urfa dianggap suci oleh pengikut ketiga keyakinan tersebut, membuat Urfa setiap tahunnya dikunjungi oleh ribuan turis domestik dan mancanegara. Banyak peziarah dari Eropa, Asia Tengah, Iran dan tentu saja Turki menyempatkan diri untuk datang ke sini sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Ka’bah (di Mekah, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim) atau Jerusalem.



131056693644810346013105671831432097809




Gua tempat kelahiran Nabi Ibrahim A.S.



13105699101041240067


1310569920697562202


1310569974964746830





Gua tempat kelahiran Nabi Ibrahim A.S. saat ini terletak di halaman mesjid Mevlid i-Halil, sebelah selatan Balikligol (danau berisi ikan keramat), kurang lebih 100 meter dari danau Halil ur Rahman dan danau Aynzeliha (tentang danau-danau tersebut akan diceritakan kemudian).



Masjid Mevlid i-Halil didirikan didekat gua pada tahun 1808 untuk memuliakan Nabi Ibrahim A.S., namun karena ukurannya yang kecil tak mampu menampung banyaknya peziarah, maka pada tahun 1980an dibangunlah masjid yang lebih besar dengan dua minaret, bernama Yeni Dergah.



13105699921895021663




1310570049563174740



Nabi Ibrahim A.S. lahir dan tinggal di gua ini sampai beliau berusia 7 tahun (ada versi yang mengatakan sampai usia 13 tahun), dan air yang mengalir di dalam gua ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.




1310570103895893050




1310570135535874486


13105701502118919367



Alkisah, Raja Nemrut (di Indonesia biasa dikenal sebagai Raja Namrud) adalah seorang raja yang sombong dan memaksa rakyatnya untung menganggap dia sebagai Tuhan.

Pada suatu hari, peramal bintang menafsirkan kepadanya bahwa akan lahir seorang bayi yang akan melawan dia, menghancurkan berhala, dan membawa keyakinan baru.

Karena peringatan tersebut, Nemrut berusaha mencegah supaya tidak ada bayi yang dilahirkan, dan setiap bayi yang lahir akan langsung dibunuh.


Pada masa yang penuh teror tersebut, Ibunda Nabi Ibrahim A.S. pun mengandung, namun atas kebesaran Allah SWT maka tidak tampak tanda-tanda kehamilan pada dirinya.

Menjelang masa melahirkan tiba, diam diam sang ibunda meninggalkan pusat kota dan bersembunyi di sebuah gua. Supaya tidak menimbulkan kecurigaan, setelah melahirkan beliau kemudian meninggalkan Nabi Ibrahim A.S. di dalam gua tersebut , dan kembali ke kota. Atas mu’jizat Allah SWT, air susu keluar dari jari-jari Nabi Ibrahim A.S sehingga beliau dapat bertahan hidup. Cerita versi lain mengatakan bahwa seekor kijang memberikan air susunya kepada beliau (wallahu ‘alam bissawab).


Ketika beliau menginjak masa remaja, secara rahasia beliau kembali ke kota bersama ibunya dan membaur bersama masyarakat.



Kisah Nabi Ibrahim A.S. dan penyembah berhala



1310581052990539613


13105810821362844624



Ketika beliau kembali ke peradaban, Ayahanda Nabi Ibrahim, Taraq, telah tiada sehingga beliau diadopsi oleh pamannya, Azar. Azar adalah seorang pembuat berhala yang terkenal, Nabi Ibrahim pun diberi tugas yang sama seperti anak-anaknya: menjual berhala. Nabi Ibrahim yang telah mendapatkan tanda-tanda kenabian sedari dini telah tidak percaya bahwa berhala itu adalah tuhan. Beliau kerap menggeret berhala ke pasar sehingga berhala-berhala itu menjadi kotor, lalu beliau berkata: “mari belilah berhala-berhala tak bernyawa ini, yang tak bisa menguntungkan maupun membahayakan siapa pun”. Masyarakat pun mengeluh pada Azar dan Nabi Ibrahim pun berusaha meyakinkan Azar, sebagaimana tertulis di dalam Al Qur’an (Surat Maryam):



42. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?


43. Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.

44. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan.Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

45. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”.

46. Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”.

47. Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.



Walaupun gagal menyadarkan Azar, Nabi Ibrahim tidak putus asa. Orang orang tidak mempunyai jawaban untuk menyanggah argumen Nabi Ibrahim A.S., namun mereka terlalu keras kepala. Hanya beberapa orang saja yang berhasil diyakinkan dan berganti menyembah Allah SWT.



Pada suatu hari ketika ada festival di kota mereka, Nabi Ibrahim mengambil kesempatan untuk menunjukkan kepada khalayak ramai bahwa berhala tidaklah patut untuk disembah. Di saat semua orang meninggalkan kota untuk festival, Nabi Ibrahim seorang diri pergi ke tempat penyembahan berhala. Beliau kemudian menghancurkan semua berhala dengan menggunakan sebuah kapak, sampai tersisa satu buah berhala yang paling besar. Kemudian beliau meletakkan kapak pada berhala besar tersebut.


Dikisahkan dalam Al Qur’an (Surat Al Anbiyaa):



52. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?”

53. Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.

54. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.


55. Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?”

56. Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”.

57. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.

58. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

59. Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”

60. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim “.


61. Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”.

62. Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”

63. Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.

64. Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,

65. kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.”


66. Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?”

67. Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?

68. Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”.



Legenda the Pool of Sacred Fish (Balıklıgöl)


Raja Nemrut kemudian memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup.

Menurut kisah, Nabi Ibrahim dilempar dari atas bukit menggunakan katapel raksasa yang diikat pada dua buah pilar besar.


13105830081766424857



Dibawah bukit, telah siap menyambut kobaran api untuk membakar Nabi Ibrahim. Ketika beliau di udara menuju kobaran api, datanglah malaikat Jibril bertanya apakah beliau membutuhkan bantuannya. Nabi Ibrahim A.S. menjawab “tidak, aku hanya butuh bantuan dari Tuhanku”.


69. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”.

70. mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.

(Al Anbiyaa)



Menurut legenda (wallahu ‘alam bissawab), bara api kemudian berubah menjadi air dan kayu-kayu kemudian berubah menjadi ikan-ikan suci yang kemudian dikeramatkan.

Lokasi tempat berubahnya bara api menjadi air dan ikan-ikan tersebut sekarang ada kolam Halil ur Rahman.



13105846291002166471


13105846311861047581


1310584780979212142


1310584961983850355


13105849901831518172


13105850681459690181


13105850701259269237


Menurut legenda, putri Raja Nemrut yang bernama Zeliha percaya dan bersimpati kepada Nabi Ibrahim A.S., ketika peristiwa pembakaran tersebut terjadi, Putri Zeliha pun menangis sehingga tetesan air matanya menjadi kolam Aynzeliha (matanya Zeliha), yang berlokasi tidak jauh dari kolam utama.


13105854821332366652


13105855141797997791


1310585601404825332


Kisah perseteruan Nabi Ibrahim dengan raja Nemrut ini terjadi sebelum Nabi Ibrahim A.S. hijrah ke Syria (kemudian ke Palestina) bersama keponakannya nabi Luth dan istrinya Sarah. Karena tahu bahwa dirinya tak akan bisa menyakiti Nabi Ibrahim dan takut akan dirinya dipermalukan lebih lanjut lagi, raja Nemrut memerintahkan Nabi Ibrahim dan keluarganya untuk pergi meninggalkan kota kelahirannya.


Hikmah dari Wisata Religi ke Tempat Bersejarah Nabi Ibrahim A.S.


Perjalanan wisata religi seperti ini dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT, mengingatkan kita akan kisah tauladan para Nabi dengan melihat sendiri tempat dimana cerita-cerita di dalam Al Qur’an bertempat. Kita dapat pula berdoa kepada Allah SWT memohon kebajikan dan kebaikan, namun hendaknya berhati-hati jangan sampai melakukan hal hal yang menjurus kepada perbuatan syirik.



Tempat ini mengingatkan kita akan surat berikut ini:



Al Baqarah 258. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.


1310585978455786192



Semoga kisah perjalanan saya kali ini dapat diambil manfaatnya oleh kita semua.

Wallahu ‘alam bissawab.

Turki, Juli 2011

yanahanim