Setelah perang teluk berakhir berbagai masalah Timur Tengah bukannya berakhir pula,tetapi sebaliknya semakin bertambah ruwetnya masalah-masalah tersebut.Bangsa Arab semakin terpecah belah ,rakyat Palestina semakin terjepit seiring Yaser Arafat berfihak Saddam Husein saat itu.Memang kelihatannya AS lebih serius dalam mengupayakan penyelesaian masalah konflik Arab-Israel daripada sebelumnya,akan tetapi sebagaimana perkiraan banyak orang bahwa proses perdamaian Israel-Palestina tetap saja gagal menemukan solusi kongkrit yang bisa mengentaskan beerbagai masalah tersebut.
Ini bisa dipahami ,karena AS ingin memberi sekedar imbalan terhadap partisipasi negara-negara Arab dalam operasi “topan padang pasir” 17 Januari-26 Februari 1991,untuk menghancurkan Iraq yang mengancam kepentingan AS dan sekutunya.Namun lazimnya memang AS tidak bisa tegas terhadap Israel ,yang berhasil menghapus semua resolusi PBB yang mengutuk kekejaman Israel di wilayah pendudukan Palestina.Terutama resolusi PBB no 771 yang menyamakan Zionisme Israel dengan Nazisme,bersamaan mencairkan bantuan kepada Yahudi yang ditunda beberapa bulan oleh AS untuk menghentikan pemukiman Yahudi di tanah air milik rakyat Palestina ,tetapi Senat AS kali ini menambahkan lagi bantuannya untuk pemukiman Yahudi-Sovyet itu,dengan hanya sedikit manuver politik Yitchak Rabin.
Sedangkan yang lainnya tidak berubah,Israel terus menerus membantai warga Palestina atau mengusir mereka dari tanah airnya sendiri .Ide politik Rabin untuk berunding dengan Suriah soal dataran tinggi Goland ,lebih banyak di ilhami oleh keberhasilan Camp David tahun 1979 untuk mengisolasi Suriah dari dunia Arab lainnya sekaligus mengamankan Israel dari ancaman Suriah,satu-satunya kekuatan Arab waktu itu.Namun kini negara Suriahpun sedang menuju suatu titik yang belum diketahui kapan berakhrnya,Damascus sedang mengalami krissis politik,ekonomi,yang berdsampak sangat luas bagi dunia Arab.
Konstalasi kawasan Timur Tengah sekarang yang terus bergolak ,serta berhasil merubah tatanan bentuk negara Arab dari otokratis kesuatu proses reformasi -demokrasi sepeerrti di Tunisia,Mesir,Yaman dan Libya.Juga negara-negara kerajaan Arab lainnya mengalami hal serupa,namun masih ada rejim berhasil menunda proses reformasi tersebut buat sementara waktu saja.Berbagai perubahan yang terjadi di kawasan timur tengah tentunya berdampak luas bagi proses penyelesaian konflik Israel-Palestina.Kegagalan AS membujuk Israel supaya menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur,menyebabkan semakin sulitnya proses penyelesaian masalah itu.
Berbagai konflik internal Arab sendiri sedikit banyak memperlemah daya tawar menawar Arab terhadap Israel yang kian kokoh dibawah dukungan lobi Zionis internasional.Sementara bangsa Arab semakin terpuruk dalam berbagai hal,mereka seperti unta tersesat di padang pasir atau kayak domba-domba tercerai berai dari induk kawanannya sehingga satu persatu dengan mudah dimangsa Israel dan sekutunya.Bukan hanya sesama negara Arab sendiri terlibat sengketa perbatasan ,tetapi juga AS dan sekutunya berhasil merekayasaa suatu konstalasi politik dan konfrontasi militer antara Iran yang Syi’ah dengan negara -negara GCC yang Sunni,terutama Arab Saudi dipasok dengan berbagai mesin perang oleh AS dan sekutunya.
Dalam konteks tersebut,Iran merasa terancam sehingga Teheran terus menerus mengembangkan teknologi militernya sampai teknologi nuklir sekalipun yang oleh AS di ekpos sedemikian rupa sehingga menghebohkan masyarakat internasional,meskipun oleh Iran disebutkan bahwa teknologi nuklirnya hanya bertujuan damai bukan untuk tujuan-tujuan militer.Tetapi penegasan Teheran tidak dipedulikan sama sekali oleh AS dan sekutunya yang memang hendak memojokkan Iran karena penolakannya terhadap berbagai kepentingan politik AS dan sekutunya.Karenanya Teheran juga terus meningkatkan kemampuan militernya,untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terburuk sekalipun.
Oleh sebab itu kawasan Timur Tengah memang kawasaan yang selalu bergolak karena beberapa kekuataan hendak menguasai kawasan yang kaya raya tersebut,dan sangat strategis sebagai lumbung energi dunia yang perlu di kuasai jika hendak mengatur berbagai aspek sosial masyarakat internasional.Karenanya kawasan Timur Tengah sangat potensial konflik yang sulit sekali dihindari dan di selesaiakannya,terutama konflik-konflik politik,ekonomi dan konflik-konflik Sunni-Syi’ah yang terus juga bergerak di bawah permukaan yang menopang konflik-konflik sosial lainnya yang muncul kepermukaan.Berbagai konflik -konflik internal dan ekternal tersebut merupakan suatu “bom waktu”yang sangat sulit di jinakkan,yang kinipun sudah mulai meledak sedikit demi sedikit menuju suatu titik pusat ledakan yang sesungguhnya yang kemungkinan besar bisa merubah kawasan Timur Tengah .Kita harapkan perubahan tersebut memang kearah yang positif,dan kawasan tersebut akan segera berada dalam kedamaian dan ketenteraman.Amin.