Cukup Pengepungan dan Tragedi Bubat menghancur luluhkan Majapahit — Korupsi, Disintegrasi, dan Konspirasi Niscara akan menenggelamkan NKRI.
Sementara kita hiruk pikuk di Arus Mudik; gamang dengan Hari Raya yang tidak pasti, yang sangat tergantung dengan kemampuan optik dan berargumentasi. Bisa berisiko dengan Hidangan Kuliner yang telah disediakan dan akut cara pembuatannya — Nun di sana (?) ………………
Di Selat dan Lautan di wilayah Indonesia tidak terjaga rapi — sebagaimana Daulat dan Sumpah Palapa Patih Hamengkubhumi Gajah Mada. Di semua wilayah, daerah, dan Tanah Daulat warisan bagi Orang Nusantara — kekuatan Asing dan Jaringan Gelap para pencuri gentayangan, menebar Pukat dan Jaringan Koruktif. Mereka menjarah, membalak-liar, mereka menggergaji APBN dan APBD.
Mengapa Sang Gajahmada ber-“Sumpah Palapa” — Mengapa pula Bapak Republik, Pendiri dan Orang Pergerakan melakukan “Proklamasi Kemerdekaan 1945” — yang berarti menegakkan Kedaulatan ?
Mengapa ? Untuk apa Kedaulatan ?
Majapahit berkuasa di Jawa minus Pasundan saat itu — Gajah Mada ingin menguasai pulau-pulau yang lain, Andalas ( Sumatera), Semenanjung Tanah Melayu (Malaysia Semenanjung sekarang), Tumasik, Kalimantan (Borneo), Sulawesi (Celebes), Kepulauan Sunda Kecil, Kepulauan Maluku dan Papua.
Belum pernah terberita apakah ada imajinasi sampai ke Benua Australia — pada hal Orang Bugis telah mengharungi dan mendarat di sana, mencari nafkah.
Setelah Kerajaan Cola (India ) menghancurkan Sriwijaya ( 1017-1025), wilayah Sriwijaya hanya ditaklukkan dan dibiarkan begitu saja oleh Raja Rajendracoladewa; sehingga ada catatan Dinasti Cung, Cina, bahwa masih ada utusan Sriwijaya (Se li-tieh-hwa) ke Tiongkok pada 1028. Begitu pula serangan Dinasti Tiongkok menggempur hancur Kediri di tahun 1293.
Setelah itu, apakah ada kekuatan militer Majapahit yang memang siaga untuk menguasai Kawasan Nusantara ?
Adakah pembangunan fisik yang dapat diandalkan untuk menjaga Nusantara ?
Tentunya demikianlah — terbukti sejak Prabu Sri Rajasanagara (Hayamwuruk) bertahta pada tahun 1350
Sebaliknya Sriwijaya pengaruhnya bertambah kecil — walaupun dari catatan Tiongkok, di Abad XII wilayahnya masih merupakan mata rantai perdagangan di Asia Tenggara. Tiongkok banyak mencatat sejarah panjang Sriwijaya, karena catatan pembayaran upeti Sriwijaya kepada Kerajaaan Dinasti Tiongkok. Bahkan sampai Abad XIII.
Memang menurut berita yang ditulis Chau Ju-kua, yang tercatatan dalam Sejarah Dinasti Sung, utusan Kerajaan Sriwijaya menghadap ke Tiongkok pada tahun 1178. Jadi eksistensi sisa Kerajaan Sriwijaya telah melemah — Ia hanya merupakan daerah dominion yang berlindung kepada Kekuatan Kerajaan Tiongkok. Sriwijaya hanyalah kerajaan maritim yang membayar upeti kepada Kekuatan Cina.
Dalam Abad XII disintegrasi Sriwijaya telah tampak secara berangsur-angsur — kekuatan apakah yang mengrogoti Kerajaan Sriwijaya ? Yakni para Bajak Laut Cina yang menguasai seluruh jalur perdagangan dan kedaulatan maritim. Yang masih tersisa adalah kerajaan yang bisa hidup di jalur perdagangan di Pesisisr Sumatera — kerajaan-kerajaan Melayu yang tidak banyak peran sejarahnya sebagaimana Sriwijaya. Pada Abad XIII hal itu tercatat dalam kitab Pararaton dan kitab Negarakertagama.
Pada Akhir Tahun 1292 Kaisar Shih-Tsu (Kubilai Khan) memerintahkan ekspidisi Ke Pulau Jawa. Ekspidisi itu pertama-tama menundukkan kerajaan kecil di Pulau Jawa. Pasukan Laut dan berkuda terus melanda menuju kerajaan yang lebih besar di Timur Jawa. Adalah Wijaya yang membuat basis di desa Majapahit, di wilayah Terik. Penduduknya berasal Tumapel dan Daha. Adalah Wijaya yang bekerjasama dengan pasukan ekspidisi Tiongkok. Kerajaan Daha diserbu pasukan ekspidisi Tiongkok. Daha kalah dan Jayakatwang menyerah.
Dengan taktik Wijaya menyiapkan upeti untuk Kaisar Tiongkok. Pasukan ekspidisi Tiongkok dikalahkan Wijaya — sisa ekspidisi itu pulang ke Tiongkok meninggalkan Pulau Jawa ( 31 Mei 1293). Wijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit pada tanggal 12 Nopember 1293, dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.
Awal sejarah Kerajaan Majapahit pun dimulai dengan konspirasi dan pengkhianatan ……………….. Pertempuran dn peperangan pun digelar sesama peran yang turut mendirikan kerajaan Majapahit. Pemberontakan, Pertempuran dan pembunuhan politik berlanjut di Majapahit Dalam kemelut inilah tampil tokoh bernama Gajahmada. Seorang anggota pasukan pengawal raja (bekel bahayangkari).
Utusan Jawa secara teratur tiap tahun menghadap ke Kaisar Tiongkok (membayar upetikah ?)
Intrik dan konspirasi, bahkan pemberontakan tetap berlangsung di Majapahit — tahun 1331 pemberontakan di Sadeng dapat dipadamkan oleh Gajahmada. Setelah pemadaman pemberontakan itulah terdapat “Sumpah Palapa Gajahmada”. Isi dan tafsir dari Sumpah Palapa yang diucapkan Gajahmada — secara sejarah belum selesai ditafsirkan. Tetapi pastilah sumpah itu mempunyai Nilai Politis.
Dari catatan perjalanan Wang Ta-Yuan — digambarkan bahwa Pulau Jawa penuh dengan kemakmuran — ekspor dan impor lancar. Dan kedaulatan diakui banyak kerajaan. Daerahnya meliputi wilayah Indonesia sekarang plus Semenanjung Melayu (sekarang Malaysia).
Hayamwuruk lahir pada tahun 1334 ditandai dengan gempa , hujan abu dan kilat-guntur. (Gunung apa yang meletus saat itu ?). Tahun 1350 Hayamwuruk dinobatkan menggantikan ibunya, Tribhuwanattunggadewi. Ia bergelar Sri Rajasanagara.
Majapahit mencapai puncak kejayaannya — gagasan politik Gajahmada dengan Sumpah Palapa, politik perluasan cakrawala mandala. Konon Politik Nusantara itu berakhir 1357, dengan terjadi peristiwa di Bubat ( pasunda-bubat). Perang antara Orang Sunda dengan Majapahit dan Ekspidisi ke Dompo yang dipimpin oleh Mpu Nala (Nagarakertagama).
Peristiwa tragis di Bubat itu , dinukilkan dalam Kitab Paraton dan Kidung Sundayana, tetapi tidak terdapat di dalam Kakawin Nagarakertagama. Menurut Mpu Prapanca itulah “kegagalan politik Gajahmada”.
Gajahmada gagal. Mukti Palapa — Ia mengundurkan diri. Gajahmada mangkat tahun 1364.
Tragis — kerajaan Kebanggaan itu pupus dalam proses disintegrasi, konspirasi dan hegemoni kaum feodalisme. Kerajaan kecil-kecil yang koruptif menjadi mangsa Kekuatan Kolonialisme dan Imperialisme.
Ada Orang-orang Pergerakan yang cerdas yang melahirkan Ide dan Konsep Negara Nusantara, Yng bergerak sejak 1908 sampai 1950 — kembali Nusantara disatukan dalam Negara Berdaulat, Republik Indonesia. Res Publika — Untuk kepentingan Publik, untuk kepentingan Masyarakat, untuk kepentingan Rakyat. Untuk Kepentingan Umum Jelas ?
Apa yang dihasilkan Putera Indonesia 1945-1998 ?
Apa yang diperjuangkan Anak Bangsa 1998 – 2004 ?
Apa yang bisa dibaca tanda-tanda tentang kekuatan Republik Indonesia mengatasi Bajak Laut, Penjarahan Kekayaan Laut, Penyelundupan (bea-cukai dan kekayaan Negara), Pelemahan Legislasi yang menguntungkan vested-interest (terutama Pihak Asing), Sumber Daya yang terkuras untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Negara Asing, Tindakan Korupsi terhadap APBN dan APBN, Mismanagement mengelola Pemerintahan, Pengelolaan asset nasional BUMN dan BUMD yang tidak rational dan efektif, kolusi, konspirasi, dan kolone ke-V , hasil Kinerja bersifat Budaya Retrogresif, mundur — dan buat daftarlah banyak kemunduran Budaya yang dapat dibandingkan dengan Semangat Perintis Kemerdekaan dan Angkatan 45 dengan hasil Kinerja dalam tahun-tahun 2005 -2011.
Bacalah Preambule dan Undang-undang Dasar 1945 Amendemen, hayatilah. Apa yang telah dicapai NKRI ? (dengan ratio yang sebanding dengan Negara lain). Jangan puas diri dengan kriteria Negara Berkembang — anggota Forum G-20, Emerging Market Apa itu ?
Kalau tetap berkompensasi dengan indikator Negara Gagal — yah, becerminlah pada Sejarah Majapahit, cukup Perang Bubat yang legendaries itu membuat Kerajaan Majapahit pupus ambles !